PROFIL: Prof.Dr.Ing.H.B.J. HABIBIE
(25 Juni 1936- 11 Sept 2019)
Karismatik, Cerdas, Tonggak IlmuBangsa
Indonesia
“Tak perlu seseorang
yang sempurna, cukup temukan orang yang selalu membuatmu bahagia dan membuatmu berarti lebih dari siapapun,” - B.J. Habibie
by. Nella S Wulan
Figur cerdas dan sederhana, Bacharuddin Jusuf Habibie, lahir di
Pare-pare, anak ke-4 dari 8 bersaudara. Ayahnya,
Alwi Abdul Jalil Habibie, lahir 17 Agustus 1908 di Gorontalo, sang inspirator mata
air jernih, meninggalkan Habibie di usia14 th. Sang ibundanyalah yang kemudian memompa semangat belajar
Habibie hingga melanjutkan studi di Acheen
German dengan biaya sendiri. R.A Tuti Marini P, kelahiran Yogya,
mengetahui bahwa anak ke-4 nya ini cerdas dan dapat belajar cepat,
serta menguasai banyak hal.
Berwatakbaik, sopandansiswafavorit di SMAK Dago, Habibie laluditerimabelajar diTehnikmesin
ITB. Th 1967 menjadi Professor Kehormatan, Guru Besar ITB. Ialalumelanjutkanstudi
di penerbangandenganspesialisasiKonstruksipesawat, di kampusTechnischeHonchchule Die
FacultetFueMaschinenwesen di kotaAachen , Germany. Waktu yang cukup lama
berpisahdenganAinun yang saatitubelajardi fakultasKedokteran di kampus U.I.
Jakarta.
“Gantungkanlah cita-cita musetinggi bintang
di langit, jika laut idak setinggi langit,
bearti cita-citamu masih terlalu rendah”.
IbuTuti memompa semangat belajar
Habibie setiap saat, juga doa yang tak putus.
Ia mengantar Habibie menjadi intelek muda
yang berhasil di negeri orang. Hingga beliau mendapat serangan jantung diusia 79 th dan dilarikan ke
RS Mount Elizabeth Hospital Singapura.
Kenyataan menunjukkan bahwa semakin tinggi ilmu
yang dimiliki seseorang, justru ia semakin dekat dengan Tuhan dan
agama yang diyakininya.
Lima tahun di German, Habibie mendapat gelar Diploma-Ingenenieur/Diploma Tehnik dengan nilai summa cumlaude: 95. Setara pendidikan S2 di negara lain. Selain menggunakan waktu sungguh-sungguh untuk belajar,
Habibi aktif mempererat keakraban mahasiswa
Indonesia- Jerman. Dia sebagai mahasiswa duta Unesco.
Kejeniusan Habibie membawanya menjadi asisten S3 diusia 24th, hingga pada usia
28th telah lulus S3 dan mendapat bea sisiwa atas prestasi
yang diraihnya. Awesome. Hebat! Keberhasilan Habibie di luar negeri melesat dan selalu ingin ia tularkan pada generasi bangsa.
Ia bersumpah untuk mendarmabaktikan ilmunya bagi
Indonesia.
SiapaMr.Crack?
B.J Habibie ialah seorang jenius. Ia telah memberikan solusi atas masalah kelelahan/fatigue pada pesawat.
Selama 40th, menjadi masalah yang mengancam user dan manufacturer penerbangan Ialah Habibie
yang kemudian dikenal dengan theory
Crack Progression/
teori Habibie, yang sepadan dengan Theory
of Newton.
Tahun 1992 Habibie memperoleh penghargaan Von Karman Award, penghargaan untuk Ilmuwan prestisius,
yang setara dengan Nobel
Prize. Membangun bangsa mesti diimbangi dengan membangun tehnologi,
ujarnya.
Habibie, sosok Intelek muda
yang kemudian menjadi Teknokrat. Hingga ditunjuk menjadi Presiden
ke-3, menggantikan pak Soeharto. Siang malam ia curahkan segenap daya dan pikir
demi kemajuan bangsa. Pekerja keras
yang menyukai musik keroncong, instrumentalia klasik dan
country barat ini menjadi sosok panutan yang rendah hati.
Piringan hitam menjadi temannya jika menyelesaikan berbagai macam tugas.
Sebagai Teknokrat, dengan prinsip dan filosofi ilmu
yang kuat, Habibie berhasil mengentaskan rakyatnya dari krisis ekonomi,
serta membuka jalan masa depan yang cerah untuk rakyat dan bangsanya. Keluhuran budinya,
membuatnya tak meletakkan materi diatas segalanya. Meski ia telah menjadi seorang
‘permata’ di Jerman.
Menjadi Direktur IPTN di tahun 1974, kemudian Presiden Soeharto
juga mengangkatntya sebagai Menteri Riset danTeknologi. Di tahun 1976, lahirlah pesawat
N-250, keberhasilan cita-cita yang ia harapkan. Ditengah ketegangan tamu undangan,
berjuta pasang mata menyaksikan pesawat N-250
melesat mengudara, jelajahi langit.
Dengan gagah ia bawa terbang harapan jutaan rakyat Indonesia. Sederetan penghargaan diraih dari dalam dan luar negeri.
Dunia menghormati kejeniusan Habibie, the
Legend.
Habibie Center didirikan tahun
1999, sebagai LSM- Lembaga Swadaya Masyarakat, sebagai darma baktinya pada masyarakat,
dengan sepenuhnya menggunakan dana
pribadi. Hal yang membuktikan bahwa “Tidak sedetikpun
Habibie tidak memikirkan nasib bangsanya”.
Cinta kasih Ibu Ainun, puasa Senin Kamis serta doa dan kelembutan hatinya,
menguatkan rumah tangga mereka. Hingga dua putra lahir mewarnai kehidupannya.
Namun kemudian Sang Tokoh harus rela ditinggal wafat IbuAinun karena kanker
di tahun 2010, di RS Jerman. IbuAinun yang setia, tak pernah mengeluh menghadapi setiap langkah
Habibie dengan kuat dan tegar.
IbuAinun pembangkit semangat, turut serta mengepakkan sayap
‘Sang Kesuma’.
Cinta dan kehidupan Habibie, sungguh menarik.
Kekerasan tekad berbaur dengan kelembutan hati menjadi sosok Maha
GURU bagi bangsa Indonesia. Beberapa buku Biografi
Habibie ditulisdan ludes terjual. Mahakarya yang diabadikandengan film pun,
menyedot perhatian jutaan pemirsa.
Sejak film Rudy ( Habibie Muda), Habibie Ainun 2 (ditonton oleh
4,5 juta pemirsa), dan juga kemarin baru tayang Habibie Ainun 3, yang langsung diserbu.
Seminggu masa tayang, mencapai sejuta penonton bioskop. SangTokoh, Pendidik Bangsa,
telah dipanggil kepangkuan Illahi,
namun spirit Sang Kesuma, tetap menghembus, mewarnai bangsa.
Seusaiitu,
senjajadisendu, awan pun mengabu
Kepedihankumampumembuatkanluka di hati, kumemintalrindu…
Takada yang paling pedih, daripadakehilangandirimu…